Daster menjadi dasar ide penciptaan karya fotografi ini karena, unsur lokalitas busana daster dapat digabungkan dengan dunia yang modern atau mengikuti tren. Metode penciptaan karya digunakan untuk menghasilkan karya yang sesuai dengan yang diiginkan. Proses eksperimentasi dan eksplorasi dilakukan untuk meningkatkan gaya berbusana daster. Dengan demikian, daster tidak hanya dikenakan di rumah, tetapi bisa dikenakan saat bepergian. Daster yang dipadupadankan menciptakan tren fashion baru, sehingga hal tersebut dapat memberikan warna baru dalam dunia fashion melalui fotografi dan memberikan ide baru dalam mempromosikan busana daster dalam bentuk fotografi. Penciptaan karya fotografi fashion editorial ini dapat menjadi referensi dalam gaya berbusana terutama busana berjenis daster.
Fashion menjadi bagian penting yang tidak terlepas dari penampilan busana dan gaya dalam kehidupan sehari-hari, busana dan aksesori yang dikenakan memang berfungsi sebagai penutup tubuh dan hiasan. Akan tetapi, busana dan aksesori yang dikenakan dapat menjadi alat untuk menyampaikan identitas pribadi. Hal tersebut dapat dilihat dari busana yang dikenakan, serta penerapan mix and match untuk mengeksplorasi gaya berbusana dalam menyampaikan identitas pribadi. Dalam perkembangannya, fashion tidak hanya menyangkut soal busana yang dipadupadankan, tetapi bagaimana penggunaan unsur-unsur seperti aksesori dalam gaya berbusana untuk dapat meningkatkan penampilan. Penampilan dalam gaya berbusana dapat menjadi penilaian awal seseorang dalam melihat identitas pribadi. Karena itu, fashion menjadi jalan alternatif untuk mengekspresikan diri kepada khalayak umum. Upaya manusia dalam mengekspresikan diri, memiliki tujuan untuk memperbaiki penampilan yang dapat dikatakan “lebih enak dipandang” sehingga penilaian orang lain pada gaya berbusana dapat mempengaruhi bagaimana cara berpenampilan.
Pada zaman yang serba modern ini, kegiatan para remaja yang sering berpergian ataupun sekadar berkumpul dengan teman sebaya memaksa para remaja untuk berpakaian mengikuti tren yang kekinian. Dengan gaya berbusana yang selalu dipikirkan setiap kali berjalan-jalan, membuat para produsen baju baik itu rumahan, butik, serta mall sangat digemari oleh para remaja sebagai pilihan untuk berbelanja busana. Saat ini kebutuhan akan permintaan fashion semakin banyak sehingga membuat persaingan antar-produsen busana semakin ketat. Maka dari itu, para produsen membutuhkan strategi promosi yang menarik minat para konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Di Indonesia, terdapat banyak produsen busana baik itu rumahan, butik, serta mall, yang menjadi produsen busana dengan persaingan yang ketat untuk mendapatkan konsumen. Dengan demikian, produsen produk fashion menengah ke kebawah akhirnya menjadi salah satu produsen
busana yang memiliki persaingan lebih sedikit terkait produk busana yang dipasarkan. Salah satunya adalah daster yang menjadi sumber ide skripsi penciptaan ini, menjadi pakaian dengan minat yang lebih tinggi dengan kegunaan yang lebih banyak, khususnya ketika beraktivitas di rumah. Pada umumnya daster merupakan pakaian yang dikhususkan untuk perempuan sebagai busana dalam beraktivitas di rumah. Secara historis, busana daster mengadaptasi dari pakaian yang populer di Amerika Serikat, kata daster berasal dari duster (dalam bahasa Inggris) yang memiliki penjelasan terkait busana dengan jubah panjang yang memiliki material ringan dan memiliki potongan longgar. Pada era 1800-an, busana daster ini biasanya dikenakan oleh Koboi sebagai luaran untuk melindungi pakaian dari debu dan kotoran. Berdasarkan penjelasan Dewi dan Primasti, terkait sejarah penggunaan daster yang dikenakan laki-laki dan perempuan untuk mengendarai motor atau mobil terbuka, dikenakan sampai akhir abad-19. Berdasarkan nilai historis, daster pada dasarnya memiliki sifat yang lebih
fungsional salah satunya sebagai pelindung dari kotoran atau debu. Dengan alasan tersebut, hal ini memberikan informasi terkait mengapa daster sering dikenakan oleh perempuan dalam beraktivitas di rumah. Di Indonesia memang tidak jelas kapan tren daster ini mulai populer. Akan tetapi, busana daster ini menjadi pakaian favorit yang dikenakan oleh perempuan untuk beraktivitas di rumah dan melakukan pekerjaan rumah tangga atau bisa juga dikenakan sebagai busana saat tidur. Daster yang terbuat dari bahan yang nyaman dipakai, tidak tebal, dan longgar memudahkan pemakai untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, menyapu,dan mengepel.
Pada dunia fashion gaya dan busana menjadi dunia yang terbuka untuk dimasuki semua kalangan. Daster menjadi dasar ide penciptaan karya fotografi ini, yang di mana unsur lokalitas busana daster dapat digabungkan dengan dunia yang modern atau mengikuti tren. Dengan demikian, daster tidak hanya dikenakan di rumah tetapi bisa dikenakan saat berpergian. Medium fotografi dapat memperkenalkan dunia fashion kepada khalayak umum sebagai media promosi. Promosi yang merupakan suatu bagian dari dunia periklanan, bertujuan untuk memperkenalkan sesuatu untuk masyarakat luas secara tradisional. Menurut Morissan (2014:17) bauran promosi mencangkup empat elemen, yaitu iklan (advertising), promosi